ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG
Hidup Di Dalam Kasih Karunia


Dalam perjanjian lama dan perjanjian baru terdapat sebuah karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bukan hanya berbicara mengenai penebusan dosa saja tetapi terlebih berbicara mengenai sebuah kesatuan yang utuh.

Salah satu contohnya adalah peringatan kelahiran Yesus atau yang disebut dengan natal. Bukan mengenai tanggal yang spesifik tetapi antara kelahiran Yesus dengan kitab Maleakhi terdapat jeda yaitu sekitar 400 tahun. Dimana selama kurun waktu tersebut tidak didapati wahyu, lawatan dan nubuatan sama sekali dari Tuhan. Tetapi dari hal itu justru jemaat mengalami pertumbuhan rohani yang luar biasa dan ini terbukti dengan pemeliharaan kitab taurat dengan baik oleh mereka yang akhirnya menyebabkan dominasi ahli taurat yang luar biasa. Tetapi dengan keadaan yang seperti itu, mereka tidak memiliki kehadiran Tuhan yang nyata. Maka dari itu kata natal adalah sebuah petunjuk bahwa Yesus datang untuk membawa lawatan.

Dari hal tersebut, ternyata banyak ahli taurat tidak mengenali bahwa Yesus hadir sebagai Tuhan yang akan melawat mereka. Maka dari itu terdapat sebuah tangisan oleh Yesus yang di jelaskan di dalam Lukas 19 : 44, “dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."” Dimana mereka dibutakan oleh hukum taurat itu sendiri tetapi mereka tidak mengenal Yesus secara pribadi.

Di dalam Matius 9 : 35 – 36 dijelaskan bahwa, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” Dimana pada saat Yesus melakukan kunjungan dan melihat mereka menyembah Tuhan dan menjadi orang beragama tetapi mereka tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan tidak bergembala. Perlu kita ketahui bahwa hukum taurat diberikan oleh Musa tetapi Yesus datang bersama dengan kasih karunia dan kebenaran seperti yang dijelaskan di dalam Yohanes 1 : 17 yang menyebutkan, “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Kasih karunia bukan dibawa oleh Yesus melainkan datang bersama dengan Yesus dan Yesus memindahkan hukum taurat kepada kasih karunia seperti juga yang disebutkan di dalam Yohanes 1 : 14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Melalui Yesus kita sudah diberikan kasih karunia dan kebenaran, oleh sebab itu kita sebagai orang percaya kepada Yesus, kita membutuhkan Roh Kudus yang berperan sbegai sebuah pribadi yang menyertai kita dan memberikan penghiburan atas kita. Mengapa kita sebagai orang Kristen membutuhkan Roh Kudus? Ini dikarenakan apa yang dibawa oleh Yesus bukan hanya sebuah pengajaran tetapi sebuah pribadi yang hidup dalam kehidupan kita setiap hari dan setiap saat.

Hal ini adalah sebuah kehadiran Yesus yang nyata dalam kehidupan kita dimana kita menerima penanaman nilai-nilai kehidupan Yesus melalui Roh kudus secara nyata sehingga kebenaran tetap hidup dalam kehidupan kita. Dalam Roma 7 : 4 yang menyebutkan, “Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.” Dari ayat tersebut sangat jelas tergambar bahwa kita sesudah menjadi milik Yesus maka kita akan mati bagi hukum taurat dan menjadi milik Yesus sehingga kita dapat berbuah dalam Tuhan. Bukan berbicara mengenai karakter tetapi berbuah di dalam Tuhan, dan perlu kita ketahui bahwa buah timbul karena sebuah hubungan karena kita melekat kepada batang yang mengalirkan kehidupan kepada buahnya.

Inilah sebuah perbedaan antara hukum taurat dengan kasih karunia Tuhan dimana orang-orang yang hidup dalam hukum taurat, mereka tidak mengenal Tuhan, tetapi berbeda pada saat kita mengenal Tuhan sebagai sebuah hubungan maka kita akan menerima kasih karunia dari Tuhan. Karena pada saat kita hidup dalam kasih karunia maka kita akan memperoleh kasih karunia dan secara tidak langsung kita akan menyukai pengenalan akan Allah daripada korban bakaran seperti yang dijelaskan di dalam Hosea 6 : 6, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.”

Tuhan mempunyai 2 cinta kepada kita yaitu belas kasihan dan gairah cinta. Tuhan bergairan kepada kita untuk terus mengasihi kita dan mencintai kita dengan penuh belas kasihan. Kita tidak dapat mencintai Tuhan sebelum kita merasakan kasih Tuhan dan cinta Tuhan kepada kita sebagai umat pilihanNya. Dan inilah kasih karunia itu, dimana kasih karunia tidak sama dengan kebenaran, kasih karunia adalah menurut kehendak Tuhan. Kasih karunia tidak ada hukum yang mengaturnya dan tidak bisa dirumuskan tetapi mengapa Yesus menekankan kasih karunia dalam kehidupan ini? karena Yesus yang memiliki kehidupan ini. Kasih karunia bukan kebenaran tetapi bukan juga musuhnya kebenaran, tetapi kasih karunia adalah sesuatu yang pas yang lahir dari Tuhan. Kasih karunia tidak dapat terlihat tetapi dampaknya dapat di rasakan. Sama seperti halnya listrik, dimana kita tidak dapat melihatnya tetapi dampaknya dapat kita lihat. Seperti tergambar dalam kehidupan Yusuf yang terdapat di dalam Kejadian 39 : 3 yang menyebutkan. “Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,” Dimana Yusuf senantiasa disertai oleh Tuhan secara nyata maka dari itulah tuannya menyebut Yusuf berhasil dalam segala sesuatu yang dia kerjakan sebab tuanya melihat Yusuf disertai Tuhan. Bahasa sederhana dari kasih karunia adalah Hoki.

Kasih karunia tidak berdiri sendiri dan dipasangkan dengan kebenaran. Kasih karunia adalah permulaan dan yang melengkapi adalah kebenaran yang harus kita hidupi setiap hari. Maka dari itu yang menjaga kasih karunia adalah kebenaran itu sendiri.


Tuhan membawa kita kepada kasih karunia. Kasih karunia diberikan kepada kita agar kita dapat menikmati dan memperoleh hidup serta menjadi milikNya secara utuh sehingga kita memperoleh kebenaran dan menikmati hidup kekal bersamaNya karena Yesus adalah jalan menuju kekekalan. Nikmati hidup dalam kasih karunia Tuhan dan senantiasa hidupi kebenaran agar kasih karunia Tuhan senantiasa tinggal dalam kehidupan kita setiap hari.