Segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan ini kita percaya bahwa segala sesuatunya terjadi dalam rencana Tuhan, maka dari itu jika susuatu Tuhan tidak menghendaki terjadi dalam kehidupan kita, maka hal tersebut tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan kita. Terutama dalam hal menikmati kebaikan Tuhan dalam kehidupan ini.
Sebelum kita dapat menikmati kebaikan Tuhan maka kita harus memiliki perjanjian dengan Tuhan dimana perjanjian tersebut di ikat antara kita secara pribadi dengan Tuhan dan perjanjian tersebut bersifat eksklusif. Sedangkan bukti perjanjian kita dengan Tuhan adalah Alkitab dimana seperti tertulis di dalamnya terdapat kata “perjanjian lama” dan “perjanjian baru” yang mengatur segala hal tentang perjanjian kita dengan Tuhan. Perjnjian ini Tuhan lakukan hanya kepada manusia tidak kepada ciptaanNya yang lain.
Mungkin kita bertanya, siapakah penentu dari perjanjian manusia dengan Tuhan, di jelaskan di dalam Galatia 3 : 16a yang menyebutkan, “Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya.” Semula perjanjian tersebut hanya diperuntukkan kepada Abraham dan keturunannya saja tetapi terdapat korelasi mengenai perjanjian Tuhan dengan kita seperti yang di jelaskan di dalam Galatia 3 : 28 – 29 yang menyebutkan, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa perjanjian tersebut tidak hanya berlaku kepada keturunan Abraham saja melainkan juga kepada kita semua sebagai orang yang percaya kepada Tuhan yang akan menerima perjanjian tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan Tuhan Yesus sudah membuat terobosan keselamatan atas kita semua sehingga perjanjian tersebut diperluas, bukan hanya kepada Abraham melainkan semua orang yang hidup di dalam Kristus, dianggap sah untuk dapat menerima perjanjian dengan Tuhan.
Dengan adanya pengorbanan Yesus di atas kayu salib maka perjanjian tersebut telah di tentukan dan dilaksanakana oleh kedua belah pihak, baik dari pihak Tuhan dan juga dari pihak manusia. Agar perjanjian tersebut dapat di tepati maka akan ada ketentuan-ketentuan yang harus di tepati yaitu :
1. Kita harus SAH.
Di jelaskan di dalam Nehemia 9 : 8 yang menyebutkan, “Berdasarkan semuanya ini kami mengikat perjanjian yang teguh yang kami catat dengan dibubuhi meterai para pemimpin kami, orang-orang Lewi kami dan para imam kami.” Dari ayat tersebut jelas terpapar bahwa setiap perjanjian harus di sertai materei dimana materei tersebut adalah sebagai pengikat antara kita dengan Tuhan seperti yang di jelaskan di dalam 2 Timotius 2 : 19, “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."”. Terdapat 3 materai yang harus kita penuhi :
· “Mengenal kita sebagai kepunyaanNya”.
Tuhan harus mengenal kita sebagai kepunyaanNya. Hal ini bisa terjadi di saat kita mengenali Tuhan dan membangun hubungan intim dengan Tuhan, karena hanya pada saat kita membangun hubungan intim dengan Tuhan maka kita sudah di materaikan sebagai kepunyaan Tuhan, dan ini adalah sesuatu yang tidak terlihat dan hanya kita sendiri yang tahu.
· Roh Kudus
Efesus 1 : 13 menyebutkan, “Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Orang yang sudah di Matereikan oleh Tuhan maka senantiasa hidup bersama dengan Roh Kudus dan juga dipenuhi Roh Kudus. Bagaimana ciri-ciri orang tersebut hidup dipenuhi oleh Roh Kudus ? Hidup orang tersebut akan senantiasa di penuhi oleh buah-buah roh yang akan nampak dalam kehidupannya.
· Disunat.
Roma 4 : 11 menyebutkan “Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,” Sebagai orang yang dimatereikan maka kita harus di sunat, dimana sunat secara fisik memang baik tetapi sunat disini berbicara mengenai sunat secara roh. Di saat kita sudah hidup dalam kebenaran maka kita harus menanggaalkan manusia berdosa kita dan hidup di dalam Kristus seperti yang dijelaskan di dalam Kolose 2 : 11, “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,”
Jika kita ingin SAH dihadapan Tuhan, maka kita harus cek diri kita, dan kita harus memiliki ke-3 materai tersebut.
2. Para pihak harus komitmen kepada apa yang sudah dibuat.
Jika kita baca di dalam Kejadian 17 : 4 – 9, maka terdapat sebuah perjanjian antara pihak Tuhan dengan Abraham, dimana pihak Tuhan berjanji bahwa semua akan dipenuhi tetapi dengan syarat bahwa pihak Abraham juga harus memenuhi kewajibannya. Begitu juga dengan kita, jika kita ingin janji Tuhan di penuhi dalam hidup kita maka kita juga harus berkomitmen untuk memenuhi kewajiban kita kepada Tuhan yaitu hidup dalam kebenaran, dan hanya orang-orang yang berkomitmen saja yang berhak meng-klaim janji Tuhan. Banyak orang yang meng-klaim janji Tuhan tetapi tidak berkomitmen untuk menghidupi kebenaran, maka dari itu mereka tidak akan dapat meng-klaim janji Tuhan sama sekali.
3. Sampai kita menanggalkan sifat ke kanak-kanakan kita.
Hanya orang-orang yang dewasa dan sudah meninggalkan sifat ke kanak-kanakan saja yang dapat menerima janji-janji Tuhan seperti di jelaskan di dalam Galatia 4 : 1 yang menyebutkan, “Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;” Tuhan hanya akan menggenapi janji-janjinya kepada orang-orang yang dewasa saja karena Tuhan juga melihat kedewasaan kita untuk sanggup menerima janji-janji Tuhan dalam hidupnya.
Banyak hal yang harus kita lakukan untuk dapat menerima janji Tuhan dalam hidup kita, dan itu adalah bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan untuk dapat menerima jani-janji yang Tuhan berikan kepada kita.