Kita selalu berharap agar kehidupan kita senantiasa
menerima perkenanan Tuhan. Dalam menerima perkenanan Tuhan, maka kita akan
senantiasa berharap untuk mendapatkan segala sesuatu di dalam kehidupan kita,
tetapi jika kita tidak melakukan apapun maka hal tersebut sama seperti iman
tanpa perbuatan dan itu adalah mati. Maka dari itu pada saat kita menginginkan
perkenanan Tuhan terjadi maka kita harus berusaha untuk mendapatkan hal
tersebut terjadi dalam kehidupan kita.
Apa itu perkenanan Tuhan? Perkenanan Tuhan adalah
pada saat Tuhan disenangkan maka Dia akan memberikan segala kemurahan,
kemudahan, dan janji-janji Tuhan yang belum tergenapi akan diberikan kepada
kita termasuk damai sejahtera. Sama seperti halnya seorang Ester yang belum
berkata apa-apa kepada Raja tetapi Raja berkenan kepada Ester dan menawarkan
setengah kerajaannya seperti yang terdapat di dalam Ester 5 : 2, “Ketika raja melihat Ester, sang ratu,
berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan
tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan
menyentuh ujung tongkat itu.” Pada jaman dahulu, ketika seseorang menghadap
raja dan raja tidak mengulurkan tongkat emasnya, maka seseorang tersebut
berarti tidak dikenan oleh raja dan sebagai hukumannya adalah hukuman mati. Tetapi
dapat kita lihat dari ayat tersebut, pada saat Ester menghadap raja, Ester
dikenan oleh raja dimana raja waktu itu mengulurkan tongkat emas nya kepada
Ester.
Mengapa
Ester dikenan oleh raja ? Banyak hal yang membuat Ester
dikenan oleh raja, diantaranya adalah :
1.
Ester
Mau Dilumuri Dengan Minyak Mur (membuang segala ego, keinginan
daging).
Jika kita
baca di dalam Ester 2 : 12 menyebutkan, “Tiap-tiap
kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan
sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas
bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur
dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian
perempuan.” Dari ayat tersebut terlihat bahwa, sebelum seseorang dapat
menjumpai raja, maka orang tersebut harus dirawat terlebih dahulu selama 12
bulan sesuai dengan peraturan baru sesudah itu bisa menghadap raja. Tetapi kita
lihat pada tulisan di ayat tersebut yang digaris bawahi, dimana Ester memakai
minyak mur selama enam bulan. Kita ketahui bahwa minyak mur rasanya pahit dan
wangi yang berfungsi untuk membersihkan seluruh tubuh dari kotoran yang melekat
di tubuh. Pada proses ini, berbicara mengenai membuang seluruh ego, keinginan
daging dan juga keinginan pribadi, sehingga akan membuat kita semakin berkenan
di hadapan Tuhan, dan tentunya hal ini sangat tidak mudah untuk dijalani.
Tetapi jika kita ingin dikenan oleh Tuhan maka kita harus melakukan proses ini
agar setiap kehidupan kita dikenan oleh Tuhan.
2. Tidak Melakukan Kehendaknya Sendiri
Dijelaskan
di dalam Ester 2 : 13 (BIS). “Pada waktu
seorang gadis menghadap raja, ia boleh memakai apa saja menurut kesukaannya.”
Seorang gadis ketika akan menghadap raja, dia berhak memakai apa saja menurut
kesukaanya, tetapi berbeda dengan Ester, dimana Ester berpakaian tidak menurut
keinginannya sendiri atau kesukaannya tetapi Ester mengikuti apa yang dikatakan
oleh Hegai karena Hegai adalah kepala istana perempuan dimana Hegai mengerti
pakaian kesukaan raja seperti yang dijelaskan di dalam Ester 2 : 15, “Maka tibalah giliran Ester untuk menghadap
raja. — Ester adalah anak Abihail dan saudara sepupu Mordekhai yang
telah mengangkatnya sebagai anaknya sendiri; Ester dikagumi setiap orang yang
memandangnya. Ketika ia pergi menghadap raja, Ester berpakaian menurut petunjuk dan nasihat Hegai, kepala istana
wanita.” Dari hal inilah Ester dapat dikenan oleh raja. Begitu juga
dalam kehidupan kita, seorang Hegai sama halnya seperti Roh Kudus, pada saat
kita mengikuti kehendak Roh Kudus maka kita akan dikenan oleh Roh Kudus.
3. Berpuasa
Untuk dapat
dikenan oleh raja maka Ester melakukan puasa seperti yang terdapat di dalam
Ester 4 : 16 yang menyebutkan “"Pergilah,
kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk
aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam,
baik waktu siang. Aku serta
dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk
menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku
mati, biarlah aku mati."” Begitu juga dengan kita, untuk dapat
berkanan di hadapan Tuhan, maka salah satu caranya adalah berpuasa.
Dari
ke-3 poin tersebut diatas maka terdapat kesimpulan yang dapat kita pelajari
dalam kehidupan kita sehari-hari dalam memperoleh perkenanan Tuhan diantaranya
adalah :
1. Mematikan Perbuatan Daging / Tubuh
Kita harus
senantiasa mematikan setiap perbuatan daging kita, keinginan diri kita dan juga
hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan daging kita. Di dalam Galatia 5 : 24
dijelaskan “Barangsiapa menjadi milik
Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.” Jika kita sudah menjadi milik Kristus maka kita harus
menyalibkan daging kita sehingga kita dapat dikenan oleh Tuhan.
2. Memiliki Hati Seperti Hatinya Tuhan
Di dalam
Kisah Para Rasul 13 : 22b, “Setelah Saul
disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah
telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di
hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Dalam ayat tersebut sangat
jelas bahwa Daud dikenan oleh Tuhan karena Daud menyenangkan hati Tuhan
sehingga dia disebut manusia yang istimewa karena berhasil menyentuh hati
Tuhan. Mengapa Daud bisa dikenan oleh Tuhan, ini karena Daud melekat kepada
Tuhan, Daud berserah kepada Tuhan, Daud terbuka kepada teguran, dan ketika Daud
berbuat dosa maka Daud segera bertobat dan kembali kepada Tuhan. Maka dari itu,
hendaknya kita meniru teladan Daud di dalam kehidupan kita yaitu memiliki hati
seperti hatinya Tuhan.
3. Hidup Dalam Kebenaran
Kita
belajar dari kisah Nuh yang mendapat kasih karunia Tuhan yang di jelaskan di
dalam Kejadian 6 : 8 “Tetapi Nuh mendapat
kasih karunia di mata TUHAN.” Mengapa hal ini terjadi dalam kehidupan Nuh ?
Ini dikarenakan Nuh adalah orang yang benar di hadapan Tuhan seperti yang
dijelaskan di dalam Kejadian 6 : 9, “Inilah
riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara
orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.” Dari hal
inilah Nuh berkenan di hadapan Tuhan. Nuh hidup taat dalam kebenaran, sehingga
Nuh berkenan di hadapan Tuhan. Begitu juga dengan kita, hendaklah kebenaran
Tuhan menjadi bagian dari diri kita sehingga kita dapat dikenan oleh Tuhan.
Dari beberapa poin tersebut diatas, sebuah perkenanan
Tuhan harus di usahakan dan pada saat kita sudah melakukan bagian kita dengan
baik dan benar maka tidak ada yang mustahil yang Tuhan dapat lakukan dalam
kehidupan kita. Maka dari itu hendaklah kita proaktif datang kepada Tuhan
sehingga perkenanan Tuhan akan terjadi dalam kehidupan kita.
(Ringkasan khotbah tidak diperiksa pengkhotbah)