Tuhan
menciptakan kita sempurna, dan sukacita adalah bagian dalam hidup kita. Pada
saat kita bersukacita maka tubuh kita akan memproduksi hormon “Beta
Endorphin” dimana hormon tersebut akan menimbulkan efek positif dalam tubuh
kita karena memberikan rasa damai, aman, tentram, dapat memperkuat daya tahan
tubuh, awet muda termasuk meringankan rasa sakit pada ibu yang melahirkan.
Kenapa
kita harus bersukacita? Di jelaskan di dalam Yesaya 9 : 2 yang menyebutkan
bahwa, “Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang
besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen,
seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.” Dari ayat
tersebut dijelaskan bahwa banyak orang atau rakyat Israel pada masa itu sangat
bersukacita karena mereka mendapatkan hasil panen yang melimpah. Begitu juga
dengan kita, pada saat kita menerima panen yang berlimpah, maka kita pun akan
bersukacita.
Sukacita
diwaktu panen adalah kegembiraan atau kebahagiaan karena keadaan, serta
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi sehingga sukacita tersebut
mengarah kepada diri kita sendiri. Di dalam 2 Raj. 7 dijelaskan mengenai bangsa
Israel dan empat orang kusta yang bersukacita karena menjarah kemah-kemah
tentara Aram yang melarikan diri karena perbuatan Tuhan. Seperti yang
dijelaskan di dalam 2 Raj. 7 : 16 yang menyebutkan “Maka keluarlah penduduk
kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang
terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan
firman TUHAN.”
Berbeda
dengan kisah Daud yang memperoleh sukacita yang berlimpah dari Tuhan seperti
yang ditulis di dalam Mazmur 4 : 8 yang menyebutkan “Engkau telah memberikan
sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan
gandum dan anggur.” Dari ayat tersebut tergambar jelas bahwa Daud menerima
sukacita dari Tuhan melebihi dari sukacita orang yang menerima panen melimpah.
Begitu juga dengan kita, hendaklah kita bersukacita karena kebenaran maka
sukacita kita akan melimpah-limpah terjadi daalam kehidupan kita apapun
kondisinya seperti yang dijelaskan di dalam 1 Kor. 13 : 16, “Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.”
Sukacita yang di alami oleh Daud adalah sebuah sukacita
yang berasal dari hati yang paling dalam, yang tidak terpengaruh dengan situasi
dan kondisi yang terjadi karena mengerti kebenaran. Dapat kita lihat contoh
dari hidup Nabi Habakuk yang mengalami banyak kesengsaraan, dimana hal tersebut
dijelaskan di dalam Habakuk 3 : 17, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga,
pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun
ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari
kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,” dimana nabi Habakuk
menghadapi banyak sekali pencobaan di sana tetapi di dapati di dalam Habakuk 3
: 18 – 19 yang menyebutkan, “namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN,
beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku:
Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di
bukit-bukitku.” Nabi Habakuk tetap bersukacita dalam kondisi terburuk
sekalipun, ini dikarenakan nabi Habakuk mengerti kebenaran sehingga dia masih
bisa memiliki pengharapan yang benar di dalam Tuhan.
Begitu juga kisah dari jemaat yang ada di Makedonia
dimana jemaat yang ada di sana adalah jemaat yang sangat miskin tetapi
dijelaskan di dalam 2 Kor. 8 : 2 menyebutkan “Selagi dicobai dengan berat
dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat
miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” Dari ayat tersebut bisa kita
lihat bahwa, walaupun jemaat tersebut miskin tetapi sangat kaya dalam kemurahan
sehingga menyebabkan mereka memiliki sukacita yang meluap-luap. Ini dikarenakan
mereka mengerti kebenaran seperti yang dijelaskan di dalam 2 Kor. 8 : 5 “Mereka
memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri
mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga
kepada kami.” Ayat ini menjelaskan bahwa mereka mengerti bahwa mereka
adalah milik Allah dan apapun yang dimiliki oleh mereka hanya dipercayakan
untuk dikelola dengan baik dan benar.
Maka dari itu tetaplah bersukacitalah karena kita
mengerti kebenaran Tuhan sehingga kita dapat memiliki sukacita yang lebih dari
tuaian yang melimpah dalam kehidupan kita sehari-hari.