ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG

Perubahan Paradigma Dengan Respon Yang Benar



Dalam kehidupan kita di dunia sangat dipengaruhi oleh cara pandang kita secara pribadi. Cara pandang di tentukan dari setiap keadaan yang ada disekitar kita sehingga akan menimbulkan kesimpulan yang akan menjadi sebuah paradigma atau pola pikir dari seseorang. Selain itu cara pandang kita mempengaruhi setiap tindakan yang akan kita lakukan.

Begitu juga dengan pertobatan yang kita alami dalam kehidupan kekristenan kita. Dalam pertobatan kekristenan dibutuhkan metanoia yaitu perubahan pola pikir dan menaklukkannya kepada pola pikir Kristus yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Karena melalui hal inilah yang akan menentukan respon dari seseorang untuk bertindak menentukan sesuatu yang baik dalam proses pertobatannya sehingga menjauhkan diri kita dari kehidupan lama kita.

Di dalam Yohanes 5 : 1 – 16 dijelaskan mengenai sebuah cara pandang dan respon menurut Alkitab yang dapat kita terapkan dalam kehidapan kita sehari-hari. Jika kita baca di dalam Yohanes 5 : 1 – 5, disana dijelaskan mengenai kisah seorang yang sakit selama 38 tahun lamanya, dimana dia selalu terlambat masuk kedalam kolam betesda, dimana kolam tersebut sanggup memberikan kesembuhan ketika permukaan airnya di goncangkan oleh malaikat, tetapi tidak ada yang tahu kapan kolam tersebut akan digoncangkan sehingga sewaktu-waktu kolam tersebut bergoncang harus segera masuk kedalam kolam tersebut sehingga dapat menerima kesembuhan langsung pada saat itu juga. Tetapi orang yang sakit selama 38 tahun tersebut selalu terlambat untuk masuk kedalam kolam sehingga dia tidak pernah menerima kesembuhan.

Dari kisah ini dapat kita simpulkan bahwa kita sebenarnya dekat dengan setiap kemurahan yang terjadi di dalam kehidupan kita tetapi kita tidak pernah sanggup dalam menggapainya, itu dikarenakan diri kita sendiri yang kurang berusaha untuk menggapainya. Begitu juga dalam kehidupan kekristenan kita dimana kita sudah menjadi Kristen atau percaya Tuhan, tetapi banyak dari kita tidak mengalami hal tersebut sehingga kita tidak menerima janji Tuhan yang sudah di janjikan oleh Tuhan kedalam kehidupan kita. Jika kita baca di dalam Yohanes 5 : 6 – 9, dimana dalam penggalan ayat tersebut diceritakan bahwa orang yang sakit tersebut ketika di datangi oleh Tuhan Yesus, dia menyampaikan kepada Tuhan mengenai sakitnya yang selama 38 tahun tidak sembuh yang dikarenakan dia selalu terlambat untuk masuk kedalam kolam sehingga dia menyalahkan orang lain karena orang lain tidak mau membantunya untuk masuk kedalam kolam tersebut. Selain itu, bisa juga dikarenakan dia terlalu nyaman dengan kondisi sakitnya yang sudah 38 tahun lamanya. Dan ini adalah pola pikir yang salah dimana dia tidak berusaha dan selalu menyalahkan keadaan yang ada. Tetapi Yesus berkata “"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."” Seketika itu juga, orang yang menderita sakit tersebut langsung menerima kesembuhan dari Tuhan.

Dari kisah tersebut diatas, menggambarkan bahwa Tuhan sanggup menolong kita dan menyelamatkan kita tanpa dibatasi oleh cara atau metode yang sudah dibuat oleh manusia karena Tuhan mempunyai caranya sendiri dan tidak sesuai dengan metode atau cara yang sudah ada. Maka dari itu hendaklah kita senantiasa percaya dan menggantungkan diri kita kepada Tuhan dan mengikuti setiap cara-cara nya Tuhan yang mampu membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Jadi, milikilah paradigma yang benar di dalam Tuhan. Pelajaran dari paradigma yang salah, jangan mencoba me-manusiakan Tuhan dan dan men-Tuhan kan manusia. Begitu juga dengan kehidupan kita, jangan punya mentalitas yang salah yaitu pasif dan cenderung menyalahkan orang lain.

Di kisah selanjutnya yang terdapat di dalam Yohanes 5 : 10 – 13, dimana di dalam ayat tersebut menjelaskan mengenai kisah selanjutnya dari orang yang sakit 38 tahun lamanya. Dimana pada saat orang sakit tersebut disembuhkan adalah hari sabat. Dimana di hari sabat tidak boleh melakukan aktifitas apapun juga, tetapi Yesus malah melakukan kesembuhan kepada orang tersebut sehingga orang sakit tersebut di intimidasi oleh orang lain dan dia menyalahkan Tuhan Yesus karena menurut dia, dia yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk mengangkat tilam, bangkit dan berdiri seperti yang di tulis di dalam Yohanes 5 : 11 yang menyebutkan “Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."”. Kadang tidak kita sadari bahwa diri kita juga sama dengan orang sakit tersebut, dimana kita sudah ditolong oleh Tuhan tetapi kita tidak pernah mengucap syukur oleh pertolongan Tuhan yang sudah terjadi di dalam kehidupan kita.

Terdapat kisah yang berbeda yang terdapat di dalam Yohanes 9 : 17, 24 – 25, 30 – 33, dimana dari ayat tersebut menceritakan mengenai orang buta yang juga disembuhkan oleh Tuhan Yesus, dia juga disembuhkan tetapi dia tidak peduli dengan intimidasi yang ada disekelilingnya, dan dia tetap menyebut Tuhan Yesus sebagai seorang nabi. Walaupun banyak orang-orang yang ada di sekitar dia yang mencemoohnya tetapi dia tetap memuliakan Tuhan. Begitu juga dengan diri kita, dimana kita harus tetap berani memuliakan Tuhan dan mengakui Tuhan dimanapun kita berada sehingga nama Tuhan dimuliakan serta siap membayar harga untuk Tuhan. Perlu kita ketahui bahwa INJIL yang SEJATI bukanlah mujizat kesembuhan fisik, tetapi KESEMBUHAN ROHANI dimana orang SADAR akan dosa dan BERTOBAT.

Dikisah yang terakhir di dalam Yohanes 5 : 14 – 16, dimana kisah tersebut adalah mengenai orang sakit 38 tahun tersebut yang mengalami sukacita yang luar biasa, “14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." 15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat. 17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak Dari ayat tersebut sangat jelas tersirat bahwa Yesus dimuliakan oleh orang sakit tersebut, dan ini dikarenakan dia memiliki pola pikir yang benar di dalam Tuhan dan mengalami perubahan paradigma sehingga dia memiliki respon yang benar di dalam Tuhan. Jadi milikilah paradigma yang benar dan beresponlah yang benar sesuai dengan kebenaran Tuhan yang memerdekakan.