Bulan ini adalah bulan panen yang melimpah dan Tuhan menginginkan panen
raya tersebut terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita sebagai orang percaya. Arti
dari panen adalah, terjadi tuaian dan tentunya tuaian yang baik dan berlimpah
dengan harga yang tinggi sehingga terjadi sukacita besar, dan tentunya harus
dikerjakan secara bersama-sama. Selain itu panen juga dapat di terjemahkan
kedalam arti yang lain yaitu dimudahkan atau akan mendapatkan segala sesuatu
dengan sangat mudah. Tetapi perlu kita ketahui bahwa panen adalah sebuah akibat
dari apa yang kita tabur. Sebelum orang lain yang kita panen, hendaklah kita
yang terlebih dahulu yang di panen oleh Tuhan. Satu pertanyaan yang harus kita
ajukan terhadap diri kita sendiri adalah, “apakah kita sudah dipanen oleh
Tuhan?”. Hal ini dikarenakan kita juga tanaman nya Tuhan sehingga kita pun
harus dapat dinikmati oleh Tuhan.
Di dalam Yesaya 5 : 1 – 7 dijelaskan, “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku
tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit
yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan
pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan
menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu
menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah
anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda,
adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat
untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya
dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah
anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang
hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya,
sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu
diinjak-injak; Aku akan
membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga
tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan
diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah
kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan,
tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.” Dari ayat tersebut dapat
kita pelajari bahwa ini adalah gambaran dan perumpamaan dari Tuhan tentang
nyanyian kebun anggur atas Israel atau orang percaya. Dimana dijelaskan di
dalam ayat-ayat tersebut bahwa Tuhan sudah melakukan semua yang terbaik untuk
pertumbuhan pohon anggur tersebut dan bahkan dinanti-nantikan hasil buahnya
tetapi Tuhan mendapati bahwa buah yang di hasilkan asam dan tidak dapat
dinikmati sehingga kebun tersebut dimusnahkan karena Tuhan kecewa dengan hasil
panennya. Dari sini dapat kita lihat bahwa Tuhan sudah menanam dengan baik
tetapi buah yang dihasilkan bukan buah yang baik. Maka dari itu sebelum kita
menerima tuaian yang Tuhan janjikan kepada kita, hendaklah kita menjadi tuaian yang
baik di hadapan Tuhan, bukan sebagai buah yang asam melainkan buah yang manis.
Kita lihat Petrus sebagai contoh, dimana Petrus adalah seorang rasul
yang memiliki panen terbanyak. Pada saat dia sekali berkhotbah, tiga ribu orang
bertobat dan dimenangkan di dalam Tuhan. Dimana kita ketahui bahwa Petrus
dulunya adalah seorang pengkhianat Yesus. Dari sini dapat kita lihat bahwa
sebuah panen yang besar berasal dari diri kita terlebih dahulu sebagai
tanamannya Tuhan.
Panen besar-besaran harus menjadi nyata, tetapi kita harus mengalahkan
dan menghadapi diri kita sendiri dari banyak hal buruk yang terjadi di dalam
kehidupan kita sehingga kita dapat menerima panen yang besar terjadi di dalam
kehidupan kita. Di dalam Matius 21 : 18 – 19 yang menjelaskan, “Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya
kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu
pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun
saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi
selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.” Dari
ayat tersebut dapat kita pelajari bahwa pada saat Yesus lapar dan mendapati
pohon ara yang tidak berbuah sehingga Yesus mengutuki pohon tersebut sehingga pohon
tersebut tidak berbuah.
Sama halnya yang terdapat di dalam injil yang lebih tua yaitu di dalam
Markus 11 : 12 – 14, “Keesokan harinya
sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa
lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya
untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia
tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang
bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi
seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun
mendengarnya.” Dari ayat tersebut di jelaskan mengenai “mengapa pohon
tersebut tidak berbuah?” di dalam injil ini dijelaskan dengan sangat detail
karena pohon tersebut belum pada musimnya berbuah. Dari ayat ini dapat kita
pelajari bahwa, Tuhan menginginkan kita agar senantiasa berbuah setiap saat dan
tidak terpengaruh oleh musim, karena buah yang dihasilkan yang bukan pada saat
musimnya, maka buah tersebut akan sangat mahal harganya. Tetapi perlu kita
ketahui bahwa, pada saat pohon tersebut tidak berbuah maka pohon tersebut tidak
berguna. Jangan sampai kita tidak berbuah di hadapan Tuhan dan tidak berguna di
hadapan Tuhan.
Tuhan menginkan kita senantiasa berbuah setiap saat, bukan berbuah pada
saat-saat tertentu karena sebelum kita dapat menikmati panen raya yang Tuhan
sudah janjikan maka Tuhan menginginkan kita sebagai tuaian Tuhan yang manis dan
bagus dihadapan Tuhan.