ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG - ROCK MINISTRY MALANG
Jadikan Diri Kita Sebagai Tuaian Tuhan


Bulan ini adalah bulan panen yang melimpah dan Tuhan menginginkan panen raya tersebut terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita sebagai orang percaya. Arti dari panen adalah, terjadi tuaian dan tentunya tuaian yang baik dan berlimpah dengan harga yang tinggi sehingga terjadi sukacita besar, dan tentunya harus dikerjakan secara bersama-sama. Selain itu panen juga dapat di terjemahkan kedalam arti yang lain yaitu dimudahkan atau akan mendapatkan segala sesuatu dengan sangat mudah. Tetapi perlu kita ketahui bahwa panen adalah sebuah akibat dari apa yang kita tabur. Sebelum orang lain yang kita panen, hendaklah kita yang terlebih dahulu yang di panen oleh Tuhan. Satu pertanyaan yang harus kita ajukan terhadap diri kita sendiri adalah, “apakah kita sudah dipanen oleh Tuhan?”. Hal ini dikarenakan kita juga tanaman nya Tuhan sehingga kita pun harus dapat dinikmati oleh Tuhan.

Di dalam Yesaya 5 : 1 – 7 dijelaskan, “Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.” Dari ayat tersebut dapat kita pelajari bahwa ini adalah gambaran dan perumpamaan dari Tuhan tentang nyanyian kebun anggur atas Israel atau orang percaya. Dimana dijelaskan di dalam ayat-ayat tersebut bahwa Tuhan sudah melakukan semua yang terbaik untuk pertumbuhan pohon anggur tersebut dan bahkan dinanti-nantikan hasil buahnya tetapi Tuhan mendapati bahwa buah yang di hasilkan asam dan tidak dapat dinikmati sehingga kebun tersebut dimusnahkan karena Tuhan kecewa dengan hasil panennya. Dari sini dapat kita lihat bahwa Tuhan sudah menanam dengan baik tetapi buah yang dihasilkan bukan buah yang baik. Maka dari itu sebelum kita menerima tuaian yang Tuhan janjikan kepada kita, hendaklah kita menjadi tuaian yang baik di hadapan Tuhan, bukan sebagai buah yang asam melainkan buah yang manis.

Kita lihat Petrus sebagai contoh, dimana Petrus adalah seorang rasul yang memiliki panen terbanyak. Pada saat dia sekali berkhotbah, tiga ribu orang bertobat dan dimenangkan di dalam Tuhan. Dimana kita ketahui bahwa Petrus dulunya adalah seorang pengkhianat Yesus. Dari sini dapat kita lihat bahwa sebuah panen yang besar berasal dari diri kita terlebih dahulu sebagai tanamannya Tuhan.

Panen besar-besaran harus menjadi nyata, tetapi kita harus mengalahkan dan menghadapi diri kita sendiri dari banyak hal buruk yang terjadi di dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menerima panen yang besar terjadi di dalam kehidupan kita. Di dalam Matius 21 : 18 – 19 yang menjelaskan, “Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.” Dari ayat tersebut dapat kita pelajari bahwa pada saat Yesus lapar dan mendapati pohon ara yang tidak berbuah sehingga Yesus mengutuki pohon tersebut sehingga pohon tersebut tidak berbuah.

Sama halnya yang terdapat di dalam injil yang lebih tua yaitu di dalam Markus 11 : 12 – 14, “Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.” Dari ayat tersebut di jelaskan mengenai “mengapa pohon tersebut tidak berbuah?” di dalam injil ini dijelaskan dengan sangat detail karena pohon tersebut belum pada musimnya berbuah. Dari ayat ini dapat kita pelajari bahwa, Tuhan menginginkan kita agar senantiasa berbuah setiap saat dan tidak terpengaruh oleh musim, karena buah yang dihasilkan yang bukan pada saat musimnya, maka buah tersebut akan sangat mahal harganya. Tetapi perlu kita ketahui bahwa, pada saat pohon tersebut tidak berbuah maka pohon tersebut tidak berguna. Jangan sampai kita tidak berbuah di hadapan Tuhan dan tidak berguna di hadapan Tuhan.

Tuhan menginkan kita senantiasa berbuah setiap saat, bukan berbuah pada saat-saat tertentu karena sebelum kita dapat menikmati panen raya yang Tuhan sudah janjikan maka Tuhan menginginkan kita sebagai tuaian Tuhan yang manis dan bagus dihadapan Tuhan.