Hidup Yang Disertai Tuhan
Saat ini banyak dijumpai orang yang hanya terfokus
kepada berkat-berkat yang disediakan oleh Tuhan saja tetapi tidak terfokus
kepada sumber dari pemberi berkat tersebut yaitu Tuhan yang senantiasa
memberikan berkat nya kepada kita. Sangatlah berbeda jika kita fokus kepada
sumber berkat, karena di saat kita fokus kepada Tuhan sebagai sumber berkat,
maka kita tidak akan lagi kuatir dan bingung akan berkat-berkat Tuhan karena
setiap saat kita akan menerima berkat Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Perlu kita ketahui bahwa inti dari berkat Tuhan yang
sebenarnya adalah perkenanan Tuhan dalam kehidupan kita dan dasar dari
pemberian dan penerimaan berkat Tuhan yaitu adanya sebuah perjanjian antara
kita dengan Tuhan seperti yang dijelaskan di dalam Galatia 3 : 26 – 29 yang
menyebutkan “Sebab kamu semua adalah
anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang
dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang
Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada
laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham
dan berhak menerima janji Allah.” Kita adalah anak-anak Allah yang
senantiasa dalam naungan Tuhan karena iman kita di dalam Kristus, maka dari itu
kita secara otomatis terikat perjanjian dengan Kristus dan hal ini tidak dapat
kita batalkan.
Disaat kita terikat perjanjian dengan Tuhan maka kita
secara otomatis akan menerima warisan Tuhan yaitu Kerajaan Allah. Selain
warisan Kerajaan Allah, maka kita juga senantiasa mendapatkan penyertaan Tuhan
di dalam kehidupan kita. Sama seperti halnya seorang Yusuf yang senantiasa di
sertai oleh Tuhan. Bagaimana bisa kita ketahui bahwa Yusuf disertai oleh Tuhan?
Di dalam Kejadian 39 : 23 dijelaskan, “Dan
kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf,
karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.” Dari
ayat tersebut dapat kita lihat bahwa seorang kepala penjara tidak berani
mencampuri semua urusan yang dipercayakan kepada Yusuf karena apapun yang
diperbuat Yusuf selalu berhasil dan disertai Tuhan. Begitu juga dengan diri
kita, disaat kita disertai oleh Tuhan maka orang lain dapat melihat bahwa
penyertaan Tuhan senantiasa ada bersama dengan kita.
Maka dari itu, keberhasilan tidak dapat dipisahkan
dengan penyertaan Tuhan bukan dari kuat gagah kita dalam melakukan banyak hal. Jadi
jangan pernah sombong jika kita berhasil melakukan banyak hal karena
keberhasilan adalah semua seijin dari Tuhan. Keberhasilan yang sesungguhnya adalah
hasil dari penyertaan Tuhan. Sama seperti hal nya pokok anggur yang benar,
ketika kita melekat kepada pokok anggur yang benar maka kita akan berbuah lebat
dan apapun yang kita perbuat akan selalu dibuat berhasil serta kita juga tidak
akan pernah kekurangan karena kita melekat kepada pokok anggur yang benar dan
sumber dari berkat yaitu Tuhan.
Agar dapat senantiasa dalam
penyertaan Tuhan maka kita harus :
Mendengar Dan Melakukan
Di dalam Yakobus 1 : 25 dijelaskan, “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang
sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya,
jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Dari ayat tersebut
tergambar sangat jelas bahwa kita harus banyak mendengar firman Tuhan dan
melakukannya. Pada saat kita mendengar maka kita juga harus melakukannya dan
itupun harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar kita memiliki hidup yang
berbahagia di dalam Tuhan. Kapankah waktu yang tepat untuk kita dapat melakukan
firman Tuhan ? Kita dapat melakukan firman Tuhan pada saat kita mendapat
kesempatan dimana kita langsung diperhadapkan dengan hal-hal yang tidak sesuai
dengan firman Tuhan.
Tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan
Sama seperti kisah dari Yusuf yang tidak pernah
membalas kejahatan dengan kejahatan, dimana Yusuf selalu disakiti oleh
saudaranya tetapi Yusuf tidak didapati didalam Alkitab bahwa Yusuf mengambil
keputusan untuk membalas saudaranya dengan kejahatan. Begitu juga dengan kita,
jangan pernah kita membalas kejahatan dengan kejahatan seperti yang di sebutkan
di dalam Matius 5 : 39 yang menyebutkan, “Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu.” Dari ayat tersebut juga bisa berbicara mengenai pengampunan,
dimana memberi pengampunan lebih sakit tetapi harus kita lakukan. Di dalam Roma
12 : 21 juga disebutkan bahwa “Janganlah
kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”
Jadi kalahkan kejahatan dengan kebaikan.
Tidak Berbuat Dosa
Agar dapat senantiasa disertai oleh Tuhan maka kita
jangan pernah lagi berbuat dosa seperti yang dijelaskan di dalam Roma 6 : 13
yang menyebutkan “Dan janganlah kamu
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata
kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang
dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Maka dari
itu jangan lagi berbuat dosa karena pada saat kita berbuat dosa maka kita sudah
berpaling dari hadapan Tuhan. Jadi pada saat kita berpaling dari hadapan Tuhan,
segeralah bertobat dan kembali kepada Tuhan agar penyertaan Tuhan senantiasa
ada bersama dengan kita.
Jadi, untuk dapat hidup dalam penyertaan Tuhan maka kita
harus hidup dan senantiasa menghidupi kebenaran dan mematuhi perintahnya di
dalam kehidupan ini serta melekat kepada sumber berkat itu sendiri yaitu Tuhan
Yesus. Di dalam Mazmur 112 : 1 – 2 menyebutkan, “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka
kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang
benar akan diberkati.” Penyertaan Tuhan senantiasa ada dalam kita semua.